Jadi Beli Gara-Gara Permisi

Seperti biasa kalau sedang di rumah aku selalu teringat untuk memperhatikan kucingku. Kucingku ini selalu menungguku untuk menemuinya di depan pintu. Kalau takut sama orang asing, barulah ia bersembunyi dari persembunyiannya di kolong mobil dalam garasi. Ia segera berlari menemuiku bila dipanggil. Dari dapur ku ambil makanan untuk kucingku. Lalu ku bawa ke depan dan memberikan padanya. Kadang ada rasa kasihan dan merasa bersalah apabila aku sedang tak di rumah. Ini karena tak selalu aku berada di sana. Seringkali aku menginap di Jakarta, jauh dari tempatnya di Bogor.

Tak jarang setiap kali melihat kucing, aku teringat pada kucingku ini. Maka bila rindu ku tiba, ku berikan makanan pada kucing yang berada di hadapanku. Berharap Tuhan menjaganya dan memberikan rizki padanya. Eh,, doanya kok kaya mendoakan orang saja. Hehe... Kebetuan saat itu aku sedang libur. Kalau libur begini, hal yang menyenangkan salah satunya adalah bermain bersama kucing.

Selesai memberi makan kucingku, aku ke lapangan bola. Berharap di sana ada temanku, maka pergilah aku ke sana. Saat jalan ke sana, kucingku mengikutiku dari belakang. Memang beginilah kucingku. Manja-manja gitu. Setiba di lapangan, eh gak ada temanku. Cuma ada bocah-bocah yang gak ku kenal saja. Lalu aku kembali ke rumah. Sampai di depan pagar rumah, aku duduk pelataran depan pagar. Kucingku pun ikut duduk. Sambil duduk di suasana yang sejuk sore itu, aku sambil ngobrol-ngobrol sama kucingku. Entahlah, kucingku ini ngerti apa gak. Saat itu aku berharap ada malaikat yang menterjemahkannya agar kami berdua bisa saling memahami bahasa yang diucapkan.


Lagi asik duduk, ada seorang anak perempuan yang diperkirakan masih duduk di bangku SD. Ia berjalan dengan memegangi sebuah keranjang. Aku sering melihatnya lewat depan rumah. Beberapa tahun lalu, tampak badannya begitu kecil. Di usianya yang begitu muda, ia sudah berjualan membantu orang tuanya. Sambil berjalan melewatiku ia berkata "permisi". Kata-katanya sederhana, namun ia telah menarik perhatianku. Bukan hanya itu, ia telah menarik simpati dan menyentuh hatiku.

Apa yang ia lakukannya, bukanlah hal yang biasa. Ia berlaku tak seperti anak-anak lainnya. Karena kesantunannya, aku menjadi terkesan. Lalu ku panggil ia. Ia berjalan ke arahku, lalu aku bertanya "jualan apa dek?". "Asinan", jawabnya. Lalu ku tanya lagi ia, "rasa apa aja dek?". Ternyata sama semua rasanya. Karena di dalam rumah ada beberapa orang, maka ku belikan juga mereka. Akhirnya aku yang berniat membeli 1 bungkus untuk ku makan di luar rumah, jadi beli 4 bungkus untuk anggota keluargaku. Awalnya sih gak tertarik untuk membeli dagangannya. Apa yang ia lakukan telah menggerakkan hatiku untuk jadi membeli barang dagangannya. Mengingat hal ini lucu juga, aku yang semula membiarkannya pergi, kemudian memanggilnya. Akhirnya jadi beli gara-gara "permisi".


Mau terus dapat informasi terbaru dari aku ? Subscribe Blog Ini yahh.. :

6 Responses to "Jadi Beli Gara-Gara Permisi"

  1. boleh nanya gak kak..tampilan templatenya bagus banget,pakek template apa,,premium ya,,cara setnya gmna ya,,punyaku acak kadut,,maklum nubi

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini pakai template evo magz ka.. kita bisa pakai template apa aja kok. banyak juga template yg cantik2.. km browsing sja dlu, template yg mau dipakai apa,, lalu upload ke blogspot.. nanti juga bisa lama2,, smbil aku pandu :)

      Delete