Jangan Naik Bajaj Kalau...

Hari ini aku menerima telepon dari seorang sahabatku yang tidak biasa menghubungiku. Tumben ini orang nelpon sore-sore, pikirku. Ada apa ya ? Padahal dia masih bekerja di kantornya. Ia adalah seorang pegawai bank BNI di daerah Kota, Jakarta. Melalui telepon, ia mengabarkan bahwa ia masih penasaran sama kejadian yang menimpa ibunya. Mungkin ia masih menyimpan kekesalannya pada seorang pencopet yang telah mencopet handphone milik ibunya.

Beberapa hari lalu ibunya berkunjung ke salah satu rumah sahabatnya di Rawamangun, Jakarta Timur. Memang sudah lama ia merencanakan kunjungan ini. Mereka bersahabat sejak masih di duduk bangku sekolah. Aku sering mendapat cerita-cerita mengenai persahabatan mereka. Bahkan kisah tentang perjalanan cinta mereka aku sempat tahu meskipun hanya tahu singkatnya saja. Pandanganku terhadap keduanya adalah mereka sahabat sejati.

Seorang ibu dari sahabatku yang berkunjung ke Rawa Mangun juga menginap di sana. Keesokan harinya mereka belanja di sebuah pasar dekat rumahnya. Selesai berbelanja, mereka ingin kembali ke rumah dengan kendaraan umum. Di pasar itu banyak bajaj yang sedang mangkal menunggu penumpang. Mereka berencana ingin naik taksi atau uber. Karena ada rasa iba pada supir bajai, maka mereka memilih bajaj. Lalu mereka masuk ke dalam bajaj.


Ia pun duduk sambil memegang dompetnya dan handphonenya. Baru masuk, sesaat kemudian tanpa disadari ada orang yang memegang tangan si ibu dari sahabatku. Lalu orang itu mengangkat tangannya dan mengambil handphonenya. Handphone yang baru berumur sekitar 2 bulan dicopet. Sedikit ada rasa trauma yang dialaminya. Namun tidak terlalu mendalam. Handphonenya hilang namun tidak dengan dompetnya. Handphone yang dicopet itu, oke juga. Beberapa kali aku memainkan handhphonenya. Berspesifikasi RAM 4 GB, memori internal 64 GB dan berotak octacore kini lepas dari genggaman. Memang yang hilang tidaklah seberapa. Aku yang mendengar ceritanya, masih bersyukur karena ia selamat tanpa ada luka fisik.

Dari kejadian yang dialaminya ini, bisa kita dapatkan pelajaran bahwa jangan naik bajaj kalau :

1. Kamu membawa barang-barang yang mencolok atau menarik perhatian
2. Kamu mengenakan perhiasan
3. Kamu main hp sembarangan tanpa melihat situasi
4. Kamu mengabaikan keadaan sekitar tanpa berwaspada
5. Kamu belum siap didatangi oleh para pelaku kriminal seperti copet ini.

Biarlah harta hilang, lagipula cuma handphone. Si pencopet mungkin lebih membutuhkannya untuk bertahan hidup. Yakini saja bahwa sang maha pemberi rizki akan menggantinya dengan yang lebih baik. Harta itu cukup dalam genggaman tapi jangan sampai di hati. Jangan sampai kita mencintai harta terlalu berlebihan. Semua harta yang diberi ini merupakan ujian. Mungkin dengan ujian-ujian yang diberikan, kita bisa lebih dekat dengan sang maha pemberi rizki.




Mau terus dapat informasi terbaru dari aku ? Subscribe Blog Ini yahh.. :

1 Response to "Jangan Naik Bajaj Kalau... "

  1. ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
    suka tulisan kk ran

    ReplyDelete