Awalnya sama sekali aku tak menaruh simpati kepada buku-buku
yang membahas tentangnya. Di gramedia seringkali ku jumpai buku-buku tebal
mengenai kisah-kisah hidupnya. Pada kesempatan lain, di rumah sahabatku aku ditunjukkan
kembali pada buku tebal yang sama yang pernah ku lihat di gramedia. Waktu itu
buku tebal ini masuk dalam deretan best seller. Daftarnya terpampang dalam list
kaca di bagian depan gramedia. Karena belum tertarik, maka ku abaikan saja buku yang menceritakan kisah hidupnya. Padahal banyak kisah inspiratif yang bisa ku dapatkan dari buku tersebut.
Beliau adalah manusia mulia dengan akhlak terbaik sekaligus kekasih Allah yang terlahir untuk menyempurnakan
akhlak umat manusia. Siapakah yang ku maksud ? Mungkin teman-teman semua sudah
tahu jawabannya. Beliau adalah Rasulullah SAW. Kini tak seperti yang dulu, aku mulai memahami lebih dalam
mengenai kisah-kisah hidupnya. Selama masa hidup beliau, banyak sekali
kisah-kisah yang begitu menginspirasi.
Ada satu kisah yang membuat hati ini bergetar dan tak lagi mampu
menahan air mataku. Kisah ini menceritakan Rasul yang begitu sabar terhadap hinaan
yang dilakukan oleh seorang yahudi. Terdapat seorang pengemis yahudi yang buta di kota Madinah. Pengemis tua ini seringkali
mencemooh dan menghina Rasul di depan orang-orang yang berlalu lalang. Dengan
lantang ia berteriak mengajak orang-orang di sekitarnya untuk menjauhi Nabi
Muhammad. Pengemis tua dan buta ini menghina Rasul sebagai tukang sihir dan
orang gila.
Pengemis tua ini tak dapat makan sendiri. Mata buta yang dideritanya membuat ia tak mampu berjalan jauh untuk mencari rizki. Beruntungnya pengemis tua
ini di hari-harinya yang penuh kesulitan ditemani oleh seorang yang begitu
sabar dan baiknya menyuapinya. Sembari disuapi, pengemis tua ini terus memaki
Nabi Muhammad. Seseorang yang menyuapinya hanya terdiam ketika pengemis tua ini tiada henti
menghina dan memaki. Tiba pada suatu ketika pengemis tua ini tak lagi disuapi
oleh orang baik hati tersebut. Ada orang lain yang berusaha untuk menyuapinya. Ia
adalah sahabat Rasul yang bernama Abu Bakar Ash Shiddiq. Seperti biasa yang
dilakukan oleh pengemis tua ini, meski masih disuapi ia tetap menghina dan
merendahkan Rasul.
Pengemis buta ini akhirnya mengetahui bahwa yang menyuapinya
bukanlah orang yang biasanya. Pengemis tua ini malah menghardik Abu Bakar. Pengemis
tua ini berkata bahwa yang menyuapinya saat ini bukanlah yang biasa memmberinya
makan. Ia juga berkata bahwa orang yang biasa menyuapinya menghaluskan terlebih
dahulu makanannya sebelum diberikan kepada pengemis tua ini. Mendengar cercaan
yang terus dilontarkan dan hardikan sang pengemis terhadap dirinya, Abu Bakar
geram dan mendidih hatinya. Namun Abu Bakar berusaha menahan diri. Ia mencoba agar
tetap bersikap lembah lembut.
Mengetahui ketabahan dan kelembutan Rasul, Abu Bakar tak kuasa menahan air matanya. Deras mengalir tak
tertahankan, dadanya sesak menangis terisak-isak. Abu Bakar akhirnya mengaku
kepada pengemis buta ini bahwa ia memang bukanlah orang yang biasa menemani dan
menyuapinya. Abu Bakar juga mengakui bahwa ia tak bisa selemah lembut dirinya. Lalu
Abu Bakar mulai menyampaikan bahwa orang yang lemah lembut yang biasa menyuapinya
adalah seseorang yang biasa dimaki, direndahkan dan dihina oleh pengemis tua
ini. Orang yang biasa menghaluskan makananmu adalah orang yang kau anggap orang
gila lalu kau teriakkan kepada orang-orang yang lewat di depanmu. Orang yang
kau terus kau hina adalah Nabi Muhammad, Rasulullah. Seseorang yang biasa
menyuapimu dengan lemah lembut telah wafat. Maka aku menggantikannya untuk
melanjutkan amalan yang ditinggalkan olehnya.
Mendengar perkataan sang sahabat, pengemis tua ini tertegun
dan bibirnya bergetar. Terdiam dan air mata menetes membasahi pipinya. Tampak
begitu dalam penyesalan atas penghinaan yang telah dilakukannya. Ia tersadar
bahwa orang yang dianggap gila dan hina, terus ia maki tiada henti adalah
seseorang yang dengan lemah lembut menyuapinya dan menghaluskan makanannya
sebelum diberikan kepadanya. Pengemis buta ini berkata bahwa selama ini ia
menghinanya dan memfitnahnya namun ia tak pernah memarahi dirinya. Ia bahkan tetap
bersikap lemah lembut dan dengan sabar menemani, menghaluskan makanannya lalu menyuapinya. Akhirnya pengemis buta ini bersyahadat dengan dibantu oleh Abu
Bakar. Jadilah ia seorang muslim yang beriman kepada Allah. Subhanallah..
0 Response to "Manusia Mulia yang Menginspirasi"
Post a Comment