Hujan-Hujanan di Minggu Malam Itu

Di malam itu dingin begitu terasa. Namun tak terasa begitu dingin karena ada perasaan lega yang terasa begitu enaknya setelah menjenguk ibuku. Di kota Bekasi lah kediaman ibuku selama ini. Dari Jakarta ke Bekasi memang tak begitu jauh. Namun macetnya yang menyita banyak waktu yang membuatku tak ingin lama-lama di jalan dan kemudian segera melepas rindu bertemu ibuku.
Malam itu hari minggu. Di tanggal terakhir bulan April yang kemudian diikuti oleh hari buruh pada keesokan harinya. Selepas menjenguk ibuku dan juga melepas rindu, akupun pulang pada sore harinya.

Diantar oleh kakakku belum sampai di ujung jembatan batas jalan antara perumahan Kemang Pratama dengan jalan Pekayon. Memang dalam hal ini kami memiliki kesamaan akan situasi jalan. Saat itu jalanan komplek macet. Hal ini pertanda adanya polisi di ujung jembatan itu. Di batas jembatan sebelum tikungan aku turun dan pamitan. Saat akan menyebrang jalan, ternyata benar. Ada beberapa polisi di jalan itu. Saat mengantarku, kakak kebetulan tidak memakai helm, begitu juga denganku.




Menyebrang jalan kemudian naik angkot menuju halte di jalan raya Bekasi. Belum ada 2 menit di angkot hujanpun turun. Dari jalan itu hingga dekat dengan halte selama 10 menit lamanya hujan tak kunjung reda, bahkan hujan makin deras. Kiri pak, kataku kepada pak supir. Hujan deras memang harus menerpa tubuhku untuk sampai di halte.

Kebetulan sekali saat itu ada seorang wanita yang berprofesi sebagai tukang ojek payung. Tukang ojek payung itu duduk di dekat pintu angkot. Saat hendak keluar, wanita itu menawarkan jasanya untuk memayungiku hingga halte. 

Namun karena hujan terlalu deras, maka ku putuskan untuk tidak menggunakan jasa seorang wanita itu. Selain karena sudah pasti hujan, aku juga lebih leluasa dan lebih cepat sampai di halte untuk tempat berteduh.

Setelah memberi uang ke pak sopir, buru-buru ku menuju ke halte. Karena hujan terlalu deras, air hujan pun menggenangi aspal beberapa centi. Kakiku yang berpijak di aspal, merasa seperti mencelupkan kaki ke dalam kubangan air. Wahh basah seketika sepatuku saat itu. Bukan hanya sepatu, badanku pun juga basah.



Mau terus dapat informasi terbaru dari aku ? Subscribe Blog Ini yahh.. :

4 Responses to "Hujan-Hujanan di Minggu Malam Itu"

  1. Hmn, Bekasi, banyak kenangn lahir dr sana...

    ReplyDelete
  2. Lanjutin ya ceritanyaaa..Mas Tampan. :)

    ReplyDelete
  3. Oke.. Di tunggu konflik di episode selanjutnya

    ReplyDelete
  4. Cantik ya mas wanita ojek payungnya?
    Heheee

    ReplyDelete