Melanjutkan perjalananku mudik, setiba di daerah Cibinong
aku harus segera tiba di Stasiun BojongGede untuk menuju ke Stasiun Senen. Saat
itu aku harus membutuhkan ojek untuk tiba di sana. Namun sayangnya di tempat
tinggalku itu taka da satupun ojek yang terlihat. Kemudian aku berjalan kea rah
depan ruko dekat rumah.
Di sana ada pangkalan ojek yang lokasinya berdekatan
dengan AlfaMidi. Dengan membawa sebuah koper sambil tergesa-gesa aku
mencarinya. Padahal lumayan jauh dan cukup melelahkan jalan ke pangkalan ojek
di sana. Tiba di sana, namun tak satupun tukang ojek yang ku temui. Lalu aku
pun masuk kembali ke dalam ruko menuju pangkalan ojek yang lainnya.
Ku seret-seret koper itu dengan rasa khawatir apabila terlambat nanti. Akhirnya ku temui seorang tukang ojek yang di pangkalan ojek itu. Langsung saja ku taruh koper di bagian depan, kemudian kami langsung berangkat. Memang saat itu masih dalam suasana lebaran, masih sekitar H+3 setelah lebaran. Jadi masih banyak penduduk termasuk tukang ojek yang mudik. Sama halnya dengan aku.
Saat naik ojek tersebut, aku sama sekali tak meminta si mas
untuk ngebut. Dalam hati ini, aku hanya berdoa agar diberikan yang terbaik
saja, tak meminta lebih.
Hari semakin gelap, adzan pun berkumandang. Tiba di
stasiun, ku lunasi pembayaran ke tukang ojek kemudian segera berlari menuju
loket stasiun. Entah bagaimana perasaan ku saat itu. Berbagai macam pikiran dan
perasaan berkecamuk dalam kekhawatiran. Sampai koper besar ku seret-seret
dengan terburu-buru. Aku tahu kalau ini bukanlah sikap yang baik. Jika aku
mengingat hal ini, ada memori-memori yang membekas di kepala hingga saat ini.
Hal ini yang menjadikan pelajaran berharga bagiku..
Bersambung di "Kebetulan-Kebetulan Dalam Hidup yang Ku Alami (Bag.11)"
0 Response to "Kebetulan-Kebetulan Dalam Hidup yang Ku Alami (Bag.10)"
Post a Comment