Beberapa cara telah ku coba, baik memesan tiket melalui situs resmi, mitra KAI di browser dan juga aplikasi di smartphone. Tapi beberapa jam pencarian, belum juga ku dapati yang ku cari. Bahkan beberapa hari ke depan, tiket telah ludes terjual. Terkadang saat ku ulangi pencarian, masih ada tiket yang tersedia yang semula habis. Memang tiket yang tersedia hanya 1 dan 1 lagi. Ku coba pesan dan lanjutkan, tapi aku kalah cepat. Wahh,, pesan tiket gini aja sudah seperti ikut flashsale aja. Haha..
Sejenak istirahat, lalu ku usaha lagi. Dari posisi duduk sampai posisi tertidur telah ku lakukan untuk memesan tiket yang ku cari ini. Ku coba terus, barulah di atas jam 2 siang mulai muncul peluang. Beberapa tiket muncul di beberapa hari. Melihat ini mataku rasanya menjadi hijau dan lebih segar. Aku pun buru-buru memesan tiket secepat mungkin. Ku pilih tiket yang sesuai dengan waktu perjalananku dari Kudus ke Semarang agar tidak terlalu pagi dan terlalu malam. Beberapa tiket telah ku kantongi, namun kesemuanya tidaklah sesuai dengan harapan. Ngapain juga harus berangkat pagi-pagi jauh-jauh ke Semarang, lagian gak ada yang nganter. Bahkan naik bis pun belum jelas juga kedatangannya. Terus mencari, akhirnya aku mendapatkan tiket yang berangkat tengah malam. Bukan tengah malam sih, melainkan tepatnya adalah dini hari. Lhah wong keberangkatannya pada hampir jam 2 dini hari. Hihi..
Seumur hidup naik kereta, baru kali ini berangkatnya cukup ekstrim. Di hari yang sama untuk keberangkatannya, aku pun bersiap-siap. Saat malam tiba setelah isya, aku pun berangkat menuju stasiun. Diantar oleh pak lek yang baik hati ke terminal yang cukup jauh sebelum ke stasiun. Pak lek menunggu dengan sabar sampai bis ke Semarang tiba. Setengah jam menunggu, barulah bis muncul. Aku pamitan kepada pak lek sekaligus mengucapkan terima kasih banyak kepada beliau atas kebaikan hatinya.
Naik bis lalu aku pun berangkat menuju stasiun Tawang Semarang. Belum sampai di stasiun, bis sudah berhenti namun cuma sampai terminal. Dari sebrang kampus Unissula, aku menunggu. Karena tak ada angkutan, lalu ku pesan gojek. Dari aplikasi terlihat driver gojek di kawasan Semarang ini sangatlah jarang. Menungu beberapa menit, loading mencari driver akhirnya dapat juga driver gojeknya. Tiba-tiba handhphone berdering, ternyata dari mas gojek. Ia berpesan agar sabar menunggu karena lokasi ia kini cukup jauh. Aku pun bersabar menunggu. Dari map aplikasi, terlihat bahwa lokasinya kini berjarak sekitar 5 km. Beberapa menit kemudian, mas gojek datang. Aku minta masker dan naik. Sambil mengantar dalam perjalanan, ia sambil bercerita. Ceriwis juga nih masnya.
Ia menceritakan bahwa 2 kakaknya belum nikah. Salah satunya ada yang seumuran dengan saya. Sedangkan ia nikah lebih dulu, melangkahi kedua kakaknya tersebut. Aku bertanya mulai dari jam berapa ia narik ojek.Ia pun mulai bercerita panjang lebar. Ia narik setelah pulang kerja. Pekerjaan sebagai driver gojek ini merupakan kerjaan sampingan. Pekerjaan utamanya adalah bekerja di Alfamart. Setiap kali pulan kerja dari alfamart baik dari shift pagi ataupun yang lainnya, ia melanjutkan kerjanya sebagai sopir ojek. Alasannya adalah kini ia telah berkeluarga. Dengan kedua pekerjaan yang berbeda inilah ia berjuang menafkahi anak dan istrinya. Dalam hati, aku menaruh simpati dan salut padanya. Perjuangannya menafkahi keluarganya dengan menjadi sopir ojek, luar biasa bagiku. Darinya aku belajar agar lebih giat dalam bekerja. Malam ini menjadi malam yang berkesan dalam perjalanku mudik tahun ini.
0 Response to "Sopir Ojek Pejuang Keluarga "
Post a Comment