Makasih Bos.. Makasih Ya Bos..

Di saat siang sedang teriknya, udara panas terasa menyengat maka aku menepi bersama motorku. Di Pasar Anyar inilah tempatku memarkir motorku dan juga menceritakan kejadian yang baru saja ku alami. Sempat bingung juga mau parkir di mana. Masalahnya banyak angkot yang ngetem di jalan itu. Padahal ini jalan di tikungan, tapi supir angkot merasa asik aja memarkir angkotnya di jalan yang bukan tempatnya ngetem. Ahh, biarlah, kataku. Namanya juga kota sejuta angkot. Melewati beberapa angkot di depan, lalu aku menepikan motorku di balik angkot tersebut. Ku parkirkan motorku tepat di samping motor yang di depannya ada plang bertuliskan "ojek". Hehe,, bisa saja aku nanti dikira tukang ojek.


Rasa haus dan sedikit lapar membuatku sadar, saat itu telah tiba waktunya makan siang. Karena sedang di luar rumah, maka aku memilih makan apa saja. Tanpa berpikir panjang, aku segera menghampiri penjual makanan yang terdekat dengan tempatku menepi tadi. Ku jumpai tukang gorengan bersama gerobaknya di tempatku itu. Makin dekat, makin terlihat si bapak tukang gorengannya sedang asik mencacah sayur wortel. Mungkin wortel ini untuk bahan membuat bakwan goreng atau yang biasa dikenal dengan bala-bala.

Aku mendekat, si bapak masih aja tetap asik mencacah sayurnya. Mungkin ia sudah terlalu menikmati pekerjannya sampai-sampai aku yang ingin mencicipi gorengan buatannya diabaikannya. Karena ingin banget mencicipi gorengan di balik kaca gerobaknya, aku pun izin mengambil sepotong pisang goreng kepada bapak penjual. Ada beberapa jenis gorengan yang tersaji, namun aku memilih pisang goreng karena aku suka pisang. Sedangkan gorengan yang lainnya, aku tak terlalu suka. Memang pada dasarnya aku tak terlalu suka gorengan. Khawatir juga kalau makan banyak-banyak makan gorengan.


Belum habis 1 potong pisang goreng, ku lempar sisa pisang goreng ke dekat gorengan lainnya yang masih fresh from wajan. Ini spontan ku lakukan karena ku lihat di depanku dan juga di depan gerobak gorengan terlihat ada 2 orang pria yang sedang mendorong angkot dengan susah payah. Aku pun segera berlari membantunya. Aku berdiri di antara kedua pria tersebut, lalu mendorong angkot yang mogok tersebut sekuat tenaga. Angkot ini harus segera jalan agar kendaraan-kendaraan yang lain bisa segera jalan. Sekuat tenaga bersama mereka mendorong angkot mogok ini, akhirnya angkot yang semula mogok kini bisa berjalan kembali. Terdengar grung-grungg.. Akhirnya angkot bisa jalan kembali. Kedua pria tadi yang ku bantu pun terlihat gembira sekali. Mereka mengucapkan perkataan yang sama. "Makasih ya bos", ucap mereka satu per satu. Aku pergi mereka pun masih mengucapkan hal yang sama, "makasih ya bos".

Setelah membantu mereka, ada rasa bahagia di hati. Padahal ini bantuan kecil, tak seberapa bagiku. Bukan materi meski hanya tenaga. Sedikit tenaga yang telah diberikan, sangat berarti bagi mereka. Bukan hanya bahagia di hati ini saja, wajah sumringah juga tampak di wajah mereka dan juga wajahku. Bahagia di hati ini masalah rasa yang tak bisa didapat dari hal yang biasa. Endorfin juga turut berperan ketika melakukan kebaikan yang dirasa tak seberapa. Melalui kebaikan kecil ini, ada rasa bahagia yang muncul ketika diberikan kepada mereka yang membutuhkanya.


Mau terus dapat informasi terbaru dari aku ? Subscribe Blog Ini yahh.. :

1 Response to "Makasih Bos.. Makasih Ya Bos.."

  1. Hmmm kita memang akan merasa bahagia ketika bisa membantu orang lain..

    Btw tulisannya banyak serangan Ku dan nya..

    ReplyDelete