Antara aku dan hatiku telah sepakat
bahwa tempat ini menjadi tempat belanja yang nyaman bagi kami. Duduk santai
sambil asik memandangi jalan kecil tempat kendaraan dan orang-orang berlalu
lalang.
Setelah pulang kerja aku selalu mengusahakan dan memilih
jalan ini saat menuju tempat yang nyaman bagiku beristirahat. Sebelum tiba di
tujuan, aku biasanya singgah sejenak untuk duduk santai di sana.
Di sore itu,
hari sudah mau gelap. Sekitar jam setengah 6 sore pulang kerja saat memasuki
minimarket ini, aku merasa seolah-olah menjadi seorang anak sekolah yang rajin
absen di kelas. Karena tempat yang asik dan nyaman, tempat ini akan menjadi
tempat yang ku rindukan. Di tempat ini aku biasa membeli beberapa minuman dan snack
atau makanan untuk ku santap sambil duduk santai.
Di saatku sedang asik menyantap makanan yang telah ku beli tadi, tiba-tiba ku lihat ada seorang kakek-kakek sedang menjajakan makanan di seberang jalan. Kemudian sang kakek itupun mendekat untuk dagang di halaman minimarket ini. Dengan tergopoh-gopoh bapak itu memanggul dagangannya. Ku dekati sesaat, ternyata bapak tua itu menjual buah pisang. Aku pun dibuat iba olehnya. Mengapa tidak ? Di usia yang renta yang semestinya beristirahat, namun bapak tua ini masih bekerja dengan susah payah. Begitu beratnya perjuangan sang bapak mengais rezeki.
Tiba-tiba ada seorang wanita yang duduk di sebelahku
berjalan menghampiri sang kakek itu. Dengan langkah yang lincah, wanita itu
membeli dagangan sang bapak tua. Dari kejauhan aku menyaksikan mereka. Cukup
lama mereka berbincang-bincang. Kemudian wanita itu kembali menghampiriku
sambil memegangi buah yang dibelinya dari sang bapak tua itu, lalu duduk tepat
di sebelahku.
Kemudian aku menanyakan berapa harganya. Ia pun menjawab 10
ribu rupiah. Ku hitung buahnya satu per satu. Dengan jumlah pisang tak kurang dari 15 buah,
bapak tua itu menjualnya dengan harga yang begitu murahnya. Siapa wanita yang
duduk tepat di sebelahku ? wanita itu adalah kakakku.
Fenomena kehidupan seperti ini benar-benar membuatku iba. Hati ini tersentak dibuatnya. Aku sadar bahwa hidup ini harus terus
berjalan meskipun tak lagi muda. Sang kakek tua dengan badang kurusnya memanggul barang dagangannya
dengan tergopoh-gopoh benar-benar memberikan pelajaran bagiku. Pelajaran
berharga bagi anak muda yang lebih suka berpangku tangan sepertiku. Semoga dengan apa
yang ku saksikan ini aku bisa lebih giat, ikhlas dan tak lagi terbuai untuk
bermalas-malasan.
Banyak sekali yang di umur senjanya tepat berjuaaang. Semoga diberi kesehatan selalu.
ReplyDeleteHayo semangat jangan berdiam diri...hehe
ReplyDeleteSemoga kakek tua itu dan para sepuh lainnya yang terpaksa harus tetap bekerja selalu diberi kelimpahan rejeki.. aamiin
ReplyDeleteBetul, kehidupan harus terus berjalan, salut sm kakek ya, tetap berusaha.
ReplyDelete