Saat Pertama Kali Terasa Rasa Kopi yang Sebenarnya

Ini bukan pertama kalinya aku mengenal kopi. Namun aku benar-benar terkesan dan teringat selalu akan pertama kalinya menikmati sebenarnya rasa kopi berawal dari ini. Teringatku akan beberapa tahun yang lalu akan sebuah kopi berbungkus mini. Rasanya bukan hanya beberapa tahun, namun memang sudah teramat sangat jauh waktu itu.

Aku mengenal kopi sejak kecil, tepatnya saat ku diminta bapakku untuk membelikan kopi. Aku yang masih ingusan saat itu, benar-benar belum mengerti mengapa bapakku membutuhkan kopi. Bapak kenapa kalau haus gak minum air putih aja, pikirku.

Tak jarang juga aku diminta juga oleh bapakku untuk membuatkan kopi untuknya. Saat diminta membuatkan kopi, aku pun mengiyakan. Ku tuang air panas dari termos yang telah disiapkan ibuku ke sebuah gelas. Benda cangkir terdengar asing bagiku di saat ku masih sekecil itu. Gelas rasanya lebih akrab bagiku saat itu.

Saat menuangkan kopi ke dalam gelas kemudian menuangkan gula, saat itulah aku mencoba mencicipi kopi. Uhh, ternyata rasanya gak enak, pikirku. Sempat terpikir, apa nanti bapak gak suka kopi buatanku. Aku aja yang mencoba mencicipi kopi, rasanya gak enak begini, pikirku.

Terus beranjak makin dewasa, di saat aku tak mampu menahan rasa kantuk barulah aku tersadar aku membutuhkan sesuatu yang mampu menahan rasa kantukku. Di saat itulah aku mencoba mencicipi kopi. Di saat menjelang sebuah kompetisi, di mana aku mewakili sekolahku untuk berkompetisi dengan sekolah lain, aku benar-benar membutuhkan mod booster.

Aku membutuhkan mood booster yang mampu mendorong diriku untuk lebih lama belajar. Bukan belajar biasa karena sekolahku memilihku sebagai perwakilan untuk bersaing dalam sebuah ajang kompetisi. Maka ku pilih kopi sebagai mood boosterku.




Menuju ke sekolah dari rumah sejauh sekitar 5 km aku dengan semangat dan ceria menuju ke sekolah. Sepulang dari sekolah, aku mampir ke sebuah pasar untuk membeli kopi. Pasar ini selalu ku lewati tiap berangkat dan pulang sekolah. Kopi inilah yang ku beli. Kopi 3 in One dalam bungkus mini. Ku beli kopi ini karena harganya cukup terjangkau bagiku seorang siswa pelajar yang uang sekolahnya masih minta orang tua. Apa yang ku ceritakan ini bukanlah untuk promosi sebuah brand melainkan menceritakan sebuah cerita nyata yang sebenarnya dalam kehidupanku dulu.

Kalau hanya belajar biasa aku tak perlu membutuhkan kopi. Biasanya aku hanya ditemani biskuit sebagai cemilan saat belajar. Namun karena aku ingin semangat belajarku tetap terjaga dan terus terpacu maka kopi inilah sebagai pendorong semangat belajarku. Memang aku membutuhkan kopi untuk aktifitasku namun hingga kini aku bukanlah seorang pecandu kopi. Kopi tak mesti selalu ada bagiku. Karena masih ada yang lebih asik dibandingkan secangkir kopi.


Mau terus dapat informasi terbaru dari aku ? Subscribe Blog Ini yahh.. :

0 Response to "Saat Pertama Kali Terasa Rasa Kopi yang Sebenarnya"

Post a Comment