Ketika Mendengar Kata Pahlawan

Mendengar kata pahlawan,mungkin ada bayangan akan sesosok orang yang hebat dalam benak kita. Selama ini kita banyak mengenal pahlawan-pahlawan yang berjasa besar bagi hidup bangsa kita dan diri kita sendiri. Ada juga yang beranggapan bahwa pahlawan itu seorang yang bersosok sebagai tokoh bertopeng dan bersayap. Ternyata pahlawan tak mesti berpenampilan demikian.

Kita mengenal pahlawan karena pengorbanannya bagi orang lain. Ia rela mengorbankan tenaganya bahu membahu hingga bahkan mengorbankan nyawanya sekalipun. Seorang pahlawan takkan gentar berjuang di jalan kebenaran. Ia bergerak karena adanya rasa peduli dan keikhlasn hati tanpa pamrih. Dengan sepenuh hati ia memperjuangkan kehidupan orang lain. Ia pun berjuang tanpa mempedulikan segala resiko yang dihadapinya.


Jika selama ini kita mengenal seorang pahlawan yang hebat akan kekuatannya melawan musuh ataupun penjajah dan berjuang dengan senjatanya, ternyata bukan karena itu seseorang bisa dianggap sebagai pahlawan. Seseorang yang rela berkorban demi kebaikan orang lain apalagi orang banyak, itupun bisa dianggap sebagai seorang pahlawan.


Meskipun bukan seorang pahlawan yang sebenarnya, namun dengan kekuatan yang dimilikinya, semestinya ia bisa memberikan keadilan. Meskipun bukan seorang pejuang ataupun pahlawan, siapapun semestinya juga ia mampu bersikap arif dan berjiwa besar layaknya seorang pahlawan.

Bukan seorang pahlawan namanya ketika orang nomor 1 ditemui ribuan rakyatnya, namun ia malah bersembunyi di tempat lain. Seakan-akan pura-pura buta. Seakan-akan ia tak tahu menahu dan acuh tak acuh.




Ia yang semestinya bisa jadi seorang pahlawan dengan mengerahkan kekuatannya, namun sama sekali kekuatannya tidak ia gunakan. Sebaliknya ia malah bersembunyi. Memang benar, jika kita berharap pada manusia kita bisa saja mendapatkan kecewa. Sungguh mengecewakan jika ribuan rakyatnya dengan damai hanya untuk menuntut sebuah keadilan, namun ia sudah lari tunggang langgang duluan.


Tak semestinya seorang yang semestinya membela rakyatnya, apalagi dengan kekuatannya mudah saja ia lakukan. Namun sebaliknya ia membiarkan banyak rakyatnya terluka, terutama para ulama. Tanpa ulama mau jadi apa negeri ini. Tanpa ulama negeri ini tentu sudah dipenuhi oleh kebodohan. Tanpa ulama negeri ini takkan jadi bangsa yang baik dan bermoral. Melalui para ulama inilah bangsa ini masih bisa hidup dalam kedamain. Tanpa kebaikan melalui para guru dan ulama, tentu saja negeri ini hanya akan disesaki oleh orang-orang jahat dan tak beradab.




Mau terus dapat informasi terbaru dari aku ? Subscribe Blog Ini yahh.. :

2 Responses to "Ketika Mendengar Kata Pahlawan"