Perjalanan Malam yang Menegangkan

Malam  itu akan menjadi malam yang takkan terlupakan. Malam itu malam minggu, aku hendak pulang namun saat itu masih turun hujan. Aku pun menunuggu hujan reda. Beberapa jam menunggu, hujan berhenti. Aku pun melanjutkan perjalananku untuk pulang menuju kota hujan dari kota metropolitan. Selama perjalanan memang rasanya malam itu lain dari biasanya. Bukan cuma rasa di dalam hati, namun juga rasa akan suasana cuaca di malam itu.


Hampir satu jam perjalanan, aku pun tiba di perbatasan kota Jakarta dengan Depok. Saat akan ke Depok sebenarnya aku tak ingin melewati jalan biasa karena ku rasa jalanan akan lebih macet. Namun karena sudah terlanjur melewati sebuah perempatan di Jakarta, daripada berputar balik maka lebih baik aku melanjutkan perjalananku. Saat itu jalan lebih lengang dari biasa. Biasanya jalanan yang ku lewati ini begitu ramai karena malam minggu.


Perjalanan ini terasa begitu dingin. Terlihat kabut-kabut yang mengiringi perjalananku. Dalam perjalanan ada sebuah titik-titik dimana titik itu ada kenangan tersendiri. Titik-titik lokasi ini mengingatkanku pada aktifitas ku sebelumnya. Ada sebuah mesjid yang pernah ku singgahi. Mesjid ini menjadi tempatku saat melaksanakan ibadah jamaah. Mesjid berbeda dari mesjid pada umumnya. Para jamaah mesjid ini semuanya berpakaian religius. Semuanya terlihat mengenakan gamis. Ya,, seingatku semuanya mengenakannya, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Sedangkan jamaah wanitanya mengenakan cadar. Ku rasa mesjid ini juga merupakan sebuah pondok pesantren. Sholat jamaah di mesjid ini sama halnya saatku hendak pulang dari kota Jakarta. Mengingat kenangan itu, kemudian aku pun mengingat kejadian lainnya sambil melanjutkan perjalanan.


Beberapa saat kemudian aku melewati rel kereta dan tibalah aku di jalan raya Margonda, jalan raya yang biasanya penuh dengan kendaraan karena jalan inilah yang menjadi pusat dari keramaian kota Depok. Di depan rel kereta ini terdapat sebuah pertigaan. Pertigaan ini memang dikenal sebagai titik rawan akan kecelakaan. Sebetulnya aku tak ingin melewati jalan ini. Namun karena sudah terlanjur dan tak ingin berbalik arah maka ku lanjutkan perjalanan hingga sampai di titik pertigaan ini.






Malam ini lain dari malam biasanya. Malam ini jalanan lebih lancar sehingga aku bersama motorku lebih cepat sampai di sini. Tiba di titik pertigaan ini aku pun bersiap diri untuk menyebrang jalan. Ku tunggu sesaat untuk menyebrang di saat yang tepat.  Ku lihat kanan-kiri jalan dan ku pastikan aman untuk menyebrang.


Akhirnya tiba waktu yang ku rasa tepat untuk menyebrang. Ku lihat seberang jalan sudah aman maka aku pun menyebrang pelan-pelan. Ku kendarai motorku dengan hati-hati. Hampir menyentuh setengah badan jalan di pertigaan saat menyebrang, tiba-tiba terdengar suara klakson mobil berbunyi keras. Ku lihat di sebelah kananku ada sebuah mobil yang akan melintas. Lampu mobil itu menyala terang menyoroti wajahku. Kaget mendengar suara klakson itu aku pun menarik motorku ke belakang menjauhi mobil itu. Beruntunglah aku masih diberi kesempatan untuk tetap hidup.


Setelah menyebrang jalan ini aku pun mengucap syukur yang tak terkira. Ku lanjutkan kembali perjalananku , namun masih bergetar badan ini. Ucap syukur dan istighfar terus terucap. Hingga kini tiap kali melewati jalan ini seketika bergidik badanku. Merinding rasanya sampai bulu kuduk berdiri. Peristiwa menegangkan ini akan menjadi kenangan yang tak terlupakan.




Mau terus dapat informasi terbaru dari aku ? Subscribe Blog Ini yahh.. :

8 Responses to "Perjalanan Malam yang Menegangkan"

  1. Nyaris sajaa.. Haduuhh. Syukurlah tidak apa-apa.

    ReplyDelete
  2. Ah, saya ikut tegang. lain kali hati-hati mas Ran

    ReplyDelete
  3. hihi. jadi ngintip :D
    salam kenal juga ka Ran
    makasih sudah mampir ke blog saya :)

    ReplyDelete