Kali ini masih ku lanjutkan artikel yang pernah ku tulis
sebelumnya di “Perjalanan yang Wow ke Kota Kembang. Saat itu kami terjebak
dalam kemacetan. Jangankan mobil, motor-motor pun tak mampu menerobos
kemacetan. Yahh,, kena macet deh, kataku saat di dalam kendaraan. Sambil
meminta bantuan kepada google maps dan waze, kami berusaha menemukan arah-arah
yang tepat menuju lokasi yang kami tuju.
Tak kurang dari 1 jam kami berputar-putar dengan kecepatan
yang sangat lambat. Lebih cepat jalan kaki saat itu. Seandainya saat itu aku
bawa sepeda, aku lebih baik turun ke jalan dan menaiki sepeda. Dalam kemacetan
itu juga, aku merasakan kebelet sampai perut rasanya muter-muter gak karuan.
Kemudian aku berpesan kepada Ayah untuk berhenti sejenak ke SPBU terdekat.
Sambil jalan, sambil nengok ke kanan kiri jalan untuk menemukan SPBU. Terlihat
SPBU di jalan itu namun posisinya ada di seberang kami. Kemudian kami jalan
lagi beberapa meter dengan kecepatan yang begitu pelan. Akhirnya kami menemukan
sebuah SPBU. Betapa bahagianya perasaanku bisa menemui toilet saat itu.
Di balik nyerinya menahan rasa itu, ada hikmahnya juga. Aku
merasakan nikmatnya dan betapa bahagianya saat bertemu dengan toilet.
Benar-benar plong rasanya. Semua beban rasanya bisa lepas seketika. Kemudian
kami pun melanjutkan perjalanan lagi. Sebelum berangkat kami sempat menanyakan
alamat yang kami tuju yaitu daerah Ujung Berung. Lokasi tepatnya berada di
belakang sebuah Polres.
Entah sudah berapa orang kami tanyai. Aku yang kebetulan mendapat bertugas sebagai penanya jalan. Jadi setiap mulai bingung dan membutuhkan petunjuk jalan, aku turun dan bertanya kepada orang yang paling dekat. Mendekati ujung jalan, kondisi jalan makin macet. Ternyata kemacetan yang panjang ini diakibatkan karena adanya acara wisuda sebuah universitas swasta. Universitas ini berlokasi di tepat persimpangan kawasan padat di daerah Cibiru Bandung. Banyak mobil-mobil dan kendaraan lainnya memenuhi jalan itu. Pantas saja macetnya gak ketulungan, kataku.
Aku lupa nama kampus yang terletak di perempatan jalan itu. Lega
juga rasanya bisa melewati titik kemacetan itu. Kemudian kami jalan lagi dan
bertanya lagi kepada orang yang kebetulan berpapasan dengan kami. Ia berkata
bahwa lokasi sudah dekat. Kami pun jalan melewati jalan yang begitu terasa
asing bagi kami. Sesaat kemudian sebuah Polres terlihat. Benar itu lokasinya. Kami
pun masuk gang. Ayah yang menyetir kendaraan, lupa-lupa ingat ternyata. Dekat dengan
tempat yang kami tuju, ayah pun menelepon. Wah dekat banget ternyata. Kami pun
jalan kaki menuju ke lokasi. Akhirnya kami tiba di lokasi yang kami tuju.
Berkumpullah kami dalam keluarga besar yang terdiri dari
berbagai suku dan kalangan. Kami berbaur dalam tawa ceria. Sama seperti arisan
biasanya, suasana ramai dan penuh canda tawa. Ada juga diskusi dalam arisan
keluarga ini. Tak lama di sana, gak sampai 1 jam kami pun pamitan pulang.
Baru sampai di jalan kami bertemu lagi dengan hal yang tak
aneh namun menjadi sosok yang menguji kesabaran yaitu kemacetan. Kami pun tak
ingin melewati jalan yang sama. Kami mengambil jalan yang berbeda dengan segera
mengambil jalan ke tol. Beberapa saat kemudian kami akhirnya menemukan plang
jalan tol.
Yeayy, senangnya dalam hati. Lebih senang lagi saat
menemukan banyaknya burung bangau beterbangan di sebuah sawah yang terletak di
pinggir tol. Ini luar biasa lhoh, masih ada kawanan burung bangau yang tersisa
di kawasan sepadat kota Bandung. Semoga populasi bangau yang hampir punah di
kota ini bisa tetap lestari. Kelihatan gak bangaunya dari gambar di bawah ini ?
Sambil menuju perjalanan pulang aku bertanya kepada ayah. Ayah, alhamdulillah ya yah, ayah masih fit bisa sejauh ini sampai ke Bandung, kataku. Kita jalan ini lebih dari 5 jam ya yah, tambahku lagi. Ayah menjawab, ya alhamdulillah.. ini juga karena ayah suka olahraga. Kalau gak rutin olahraga, wahh badan gak karuan rasanya juga gak bisa sampai ke sini lah ran, kata ayah. Padahal usia ayah sudah lebih dari 70 tahun, tapi masih bisa menyetir sejauh ini. Wah, ini pola hidup yang mesti jadi kebiasaan ini, pikirku.
Mulai saat ini aku akan rutin olahraga. Ini akan menjadi habit positif
bagiku. Mudah-mudahan teman juga rutin olahraga agar tetap fit dalam situasi
apapun. Sebelum jam 3 dari kota Bandung, kami akhirnya tiba di rumah
sekitar jam 10 lewat. Hah, bisa selama ini, kataku. Ayah menyetir dari kota
Bandung sampai di tempat kami di Cibinong, Bogor menempuh waktu perjalanan
selama lebih dari 7 jam. Padahal kami melewati jalan tol dari kota kembang ini.
Namun kemacetan yang paling panjang terjadi saat kami mulai memasuki kawasan
Cikarang.
Cukup ini yang terakhir kalinya ayah menyetir sejauh ini. Besok-besok
kalau ada arisan keluarga yang jauh, kami cukup titip transfer saja. Akhirnya kami
sampai di rumah dan bisa melepaskan lelah setelah menempuh perjalanan selama
tak kurang dari 12 jam di hari itu.
Mas tran ni lucu juga ya, naik kaki
ReplyDeletesdah direvisi kak Wid.. hihihi :D
DeleteKurang jelas Mas tran burung bangaunyaa
ReplyDeletehihi,, lain kali aku zoom dehh pas ngambil photonya :D
Deleteaku ketinggalan bag 1 yaaa...
ReplyDeletesimak cerita sebelumnya di sini ya kak Lisa
Deletehttp://inspirasidihati.blogspot.co.id/2016/10/perjalanan-yang-wow-ke-kota-kembang.html