Hari ini merupakan hari yang tak biasa. Mungkin cuma aku
saja yang merasa. Sejak pagi sampai sore ini matahari nyaris tak terlihat karena terhalang oleh tebalnya awan. Selama perjalanan dari kota hujan hingga tiba di kota
metropolitan, cuacanya mendung.
Setiba di Jakarta, cuaca masih mendung. Beberapa jam
kemudian turun hujan. Baru saja ku jemur pakaian, karena hujan akhirnya ku
angkat lagi jemurannya. Aku suka cuaca seperti ini. Hujan tiap hari pun aku
suka. Itu karena aku adalah pria pecinta hujan. Tiap hujan turun sejuk rasanya,
hatiku pun gembira tak terkira.
Hujan siang ini rasanya bukan hujan biasa. Tahun ini
berbeda. Rasanya hampir tiap hari kota Jakarta diguyur hujan. Intensitas hujan
tahun ini jauh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yang sempat kemarau
beberapa bulan. Keadaan iklim & cuaca di sini tentu saja berbeda dengan di
tempat teman-teman. Misalnya di daerah Jawa Tengah, hujan seperti ini jarang
sekali terjadi.
Makin sore hujan ini makin deras. Suhu di sini pun makin
dingin. Namun hal ini tak membuatku malas mandi. Sore-sore melihat alam bebas
itu rasanya damai apalagi berbarengan dengan turunnya hujan. Bukan hanya damai, namun juga sejuk di luar dan di
dalam.
Hujan turun di saat yang tepat. Tepat di saat kondisi
jakarta yang makin gerah semenjak terlontarnya pernyataan pemimpin kota ini
yang menyulut emosi. Teman-teman mungkin sudah tahu saat ini massa yang menolak
sang pemimpin kota ini terus bertambah jumlahnya. Hari ini bakar ban hingga
baku hantam mewarnai aksi demonstrasi. Teman-teman mungkin punya pandangan
tersendiri terhadap situsasi seperti ini. Yang pasti aku suka hujan. Itu aja..
hehehe..
Ainayya pula suka ujan. Ahihi
ReplyDeleteMacam hati yang tak biasa
#eh,
Sini juga ujan, rintik-rintik
Baik. Tak apa, lupakan. Ini lagi edisi tak tentu arah karena tak biasa...
i love rain too hehehe..
ReplyDeleteSaya lebih suka hujan, politik membuat saya pusiang
ReplyDelete