Jadi Sama-Sama Bingung Kan

Di sebuah jalan, bertemu dengan seorang teman yang akan mulai terjun di bidang yang sama. Hey mas, kok belum pulang, kataku sambil naik motor. Iya mas, eh mas, ngomong-ngomong gimana jadi diambil yang tadi ? jadi ngambil yang mana ? saut dia.

Kami berdua hendak mengikuti sebuah training properti tingkat lanjut. Sebuah training ini akan diadakan selama 7 hari 8 malam. Trainernya sih bilang ada bonus 1 hari jadi trainingnya selama 7 hari 8 malam. Kelas training ini ada 2 pilihan yaitu kelas marketing dan developer. Kelas marketing diadakan selama 3 hari sedangkan kelas developer selama 7 hari. Biaya trainingnya pun sangat jauh berbeda.



Sebutlah An panggilannya. Dia seorang anak lelaki muda. Namun tampang muda tak lagi tampak di wajahnya. Di usianya yang masih muda, ia sudah berjampang seperti raja dangdut. Bukan raja dangdut, mungkin lebih tepatnya seperti para tokoh-tokoh agama yang sudah teguh keyakinan agamanya.

Terlihat dia masih duduk di motor di persimpangan. Lalu aku pun berhenti. Kami pun ngobrol di masing-masing motor kami. Ketika ia bertanya aku mau ngambil kelas yang mana, aku menjawab aku akan mengambil kelas developer. Lalu aku pun bertanya kepadanya, kalau mas ngambil kelas yang mana. Sama mas, saya juga ngambil kelas itu, jawabnya.

Mas tadi udah dikasih tau berapa biayanya, tanyaku. Sudah mas, jawabnya. Memang dari awal biaya training tidak dijelaskan semenjak informasi ini kami terima. Sedangkan kami para calon peserta training ini dipanggil satu per satu untuk interview. Saat interview itulah biaya baru dijelaskan.
Kami yang hendak akan mengambil kelas yang sama, namun timbul keraguan di hatinya. Biayanya sudah tahu kan mas ? kataku. Ia mas sudah tahu, katanya. biayanya lumayan ya mas, kataku.

Ia mas, makanya itu saya bingung, katanya. Di saat ia benar-benar niat untuk mengikuti training namun terkendala di biaya. Uang yang ia miliki saat ini hendak akan digunakan untuk membiayai uang kuliahnya. Lelaki berwajah kearab-araban itu baru akan masuk kuliah dengan mengambil jurusan arsitek. Bukan hanya dia saja yang terkendala di biaya, akun pun juga sama. Kesempatan ini mungkin lebih baik kami biarkan lewat begitu saja. Karena masih banyak kesempatan-kesempatan yang lainnya yang bisa kami ambil.



Akhirnya kami pun pamitan berpisah. Ok mas, makasih ya sampai ketemu lagi, kataku. Akhirnya aku pulang sambil mengingat jalan pulang. Ah coba aja jalan dulu, kataku bicara sendiri. Jalan terus, maju terus eh akhirnya salah jalan. Lalu nanya orang deh, ke orang yang paling dekat. Nah di depan ada pos satpam, ku tanyalah seorang satpam di pos itu. Akhirnya bisa juga deh ketemu jalan raya. Pas sampai di jalan raya, ehh nyasar lagi. Wakakaka..  Dalam hati berkata, abis dengar cerita temen kok malah jadi nyasar gini ya. Jadi sama-sama bingung kan

Mau terus dapat informasi terbaru dari aku ? Subscribe Blog Ini yahh.. :

10 Responses to "Jadi Sama-Sama Bingung Kan"

  1. Hhaaa... Mas tran lg banyak pikiran yah, makannya bingung.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sambil jalan sambil banyak mikir, jadi bingung dan nyasar dehh.. -_-

      Delete
  2. Jalan terus, maju terus, eh akhirnya salah jalan.

    Nyasar lagi.

    Ahihi ketawa baca bagian itu, kak.

    Itu kenapa biaya engga dikasih liat di awal?

    ReplyDelete
    Replies
    1. mentor / trainernya konsultasi dengan pesertanya 1 per satu, sesuai dngan biaya kesanggupannya. ^_^

      Delete
  3. Fokus mas fokus...btw jadi ikut training?

    ReplyDelete
    Replies
    1. insya Allah ikut kak Wid.. masih nego biaya .. hehe

      Delete
  4. sperti aku, hobi nyasar...hahahha

    ReplyDelete
  5. Replies
    1. iya karena gak fokus juga lupa jalannya k Rina.. hehe

      Delete